| toplink88 | poker88 | dewapoker | dominobet | kartupoker | jumpapoker | domino88 | nagapoker | pokernet88 | bigceme | pokerab | hppoker | domino365 | lapak303 | lapakpoker | kampuspoker | remipoker | ibetwin | cemeslot | idngg | tradisibet | idngoal | rajapoker | dewacasino | bola88 | idncash | pokerboya | jayapoker | texaspokercc | afapoker | batikpoker | hkbpokerqq | jayajitu | jayagaming | hokivegas | ingatpoker | viahoki | koidomino | pokermania88 | pokerseri | jospoker | klikceme | pokerseleb | sirkuitpoker | panenpoker | pokerbulls | goldencrownpoker | poker1001 | rajapoker99 | jakartapoker | indopokerku | pokergacor | asceme | kingceme | pokerace99 | pokerlounge99 | pokerclub88 | poker338 | pokervaganza | pokerindo88 | pdipoker | pokerhoki88 | pokerslot88 | niagaqq | kudapoker | indobetpoker | pokertiam | singapoker | nagaikan | pokerpelangi | itupoker | inipoker | juarapoker | itudomino | anekapoker | benuapoker | pokerhebat | jeniuspoker | pokerbo | dndpoker | cemeku | maupoker | betslots88 | slotasiabet | ihokibet | vegasgg | maniaslot | playbet88 | dewabet | dewagg | dewavegas | dewascore | lemacau | molaplay | rajanyapoker | melatipoker | petanipoker | hatipoker | wargapoker | maxpoker88 | pokersakti | hoki138 | mpomm | newmpo | mpotower | bandarxl | asiaklub | mpokick | mpoyes | xyzklub | parisklub | juraganslot | mpo500 | hoki777 | mpo188 | mpogacor | mpo555 | qqslot | mposport | rajampo | mpo999 | supermpo | slotbola88 | mpo1221 | mpo212 | mpo007 | mandiri888 | macauslot88 | indobetslot | dewaslot99 | bintangmpo | mpogoal | mpoid | mpoten | sinislot | jagoan88 | ovobos | lexusmpo | diorslot88 | pastislotqq | istana338 | macauklub | arenadewa | indoslot88 | mposurga | joker88slot | mpodewa88 | mpometa88 | agengacor | mevius88 | toktokbet | merdekawin | mpo222 | mpomega | tokoslot | slot69 | inibet | apel888 | enakslot | dutampo | mpoxl | dewa234 | mesinmpo | mpo383 | mpo234 | mpo100 | mpoas | mpo300 | mposun | mpobos | mpocasino | mpoagen | mpo1881 | mpo808 | mpo189 | mpo111 | mpo369 | mpo666 | mpo388 | mpo365 | mpo228 | mpo39 | kamislot | judimpo | mpo11 | silverbola | asiaking168 | bola389 | bravompo | mpo2qq | mpo1551 | gta777 | sultanplay | mpo777 | kaptenmpo | mbo99 | mpo800 | bisnis4d | happympo | surgaplay | bolawins | asikmpo

Minggu, 04 Desember 2022

7 MANTAN KAPOLRI DUKUNG LISTYO SIGIT BENAHI KAPOLRI



WORLD POLICE - Tujuh eks kapolri menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Gedung Rupattam Mabes Polri, pada Kamis (27/10/2022). Mereka datang untuk memberikan dukungan moral ke Listyo Sigit.

“Kehadiran kami, para purnawirawan Polri ini, terpanggil tentu dengan situasi yang kami sama-sama prihatin dengan adanya berbagai peristiwa; dan memang pertemuan antara para purnawirawan Polri yang katakanlah senior-seniornya mereka yang lagi menjabat itu adalah hal biasa, rutin,” tutur Da’i Bactiar usai pertemuan di lobi depan Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, dilansir dari Antara.

Masukan: Ia mengatakan pertemuan itu untuk memberikan berbagai masukan kepada Listyo Sigit Prabowo dan para pejabat utama Polri yang saat ini sedang menjabat. Masukan itu mengenai cara mengembalikan kepercayaan publik yang menurun akibat beberapa peristiwa melibatkan anggota Polri akhir-akhir ini.

Selain itu, mereka juga ingin melihat, mendengar, dan mengetahui apa yang sudah, akan, dan sedang dilakukan oleh para pejabat Polri dalam mengatasi situasi sulit saat ini.

“Tentu kami memberikan dorongan semangat, spirit bagi mereka untuk tabah, dan juga berpikir rasional untuk menghadapi situasi ini,” ujar Dai Bachtiar.

Beri dukungan: Kedatangan mereka bukan bermaksud menghakimi atau menggurui para pejabat Polri yang saat ini sedang menjabat. Namun, justru untuk memberikan dukungan kepada Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo beserta jajarannya.

Ia berharap, pertemuan tersebut berbuah perbaikan jajaran Polri saat ini, sehingga dapat mengembalikan kepercayaan publik. Bahkan, jika bisa kepercayaan publik terhadap Polri ditingkatkan dengan berbagai langkah konkret.

Senada, Bambang Hendarso Danuri mengatakan, para jenderal purnawirawan Polri memberikan dukungan kepada Listyo Sigit beserta jajarannya dalam menjalankan arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam pertemuan di Istana Merdeka pada Jumat lalu (14/10/2022).

“Sepenuhnya, kami semua para purnawirawan dari pusat dan daerah sampai dengan ranting akan memberikan dukungan sepenuhnya untuk bagaimana Kapolri (Listyo Sigit) bisa melaksanakan tahapan-tahapan secara konkret apa yang menjadi arahan Bapak Presiden (Jokowi),” ujar Bambang Hendarso.

“Mudah-mudahan apa yang menjadi arahan dan kebijakan Bapak Presiden dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya; dan kemudian insya Allah tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri pada waktu yang akan datang mudah-mudahan apa yang disampaikan Bapak Kapolri pada akhir tahun akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, bangsa Indonesia yang kita cintai,” ucapnya.

Mereka yang datang menemui Listyo Sigit ialah Kapolri ke-14 Jenderal (Purn) Roesmanhadir; Kapolri ke-16 Jenderal (Purn) Chaerudin Ismail; Kapolri ke-17 Jenderal (Purn) Da’i Bachtiar; Kapolri ke-18 Jenderal (Purn) Soetanto; Kapolri ke-19 Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri; Kapolri ke-20 Jenderal (Purn) Timur Pradopo; dan Kapolri ke-22 Jenderal (Purn) Badrodin Haiti.

POLRI JADI INSTITUSI TERBAIK DUNIA VERSI GALLUP



WORLD POLICE - Lembaga jajak pendapat kelas dunia, Gallup, Inc. mendaulat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai lembaga kepolisian terbaik di dunia urutan ke-5. Polri masuk lima besar sebagai lembaga kepolisian terbaik di dunia setelah kepolisian di Singapura di urutan pertama, Tajikistan, Norwegia, serta Swiss di posisi keempat.

Survei: Hal ini termuat dalam laporan Gallup Global Law and Order Index 2022 yang mengukur indeks Hukum dan Ketertiban di suatu negara. Posisi lima besar Polri merujuk pada persepsi masyarakat terhadap kinerja aparat kepolisian masing-masing negara

Gallup menggunakan sejumlah pertanyaan guna mengukur indeks ini, salah satunya adalah mengenai kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.

Indikator: Total terdapat empat pertanyaan yang diajukan guna menyusun indeks hukum dan ketertiban dalam suatu negara.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:

1. Di kota atau daerah tempat Anda tinggal, apakah Anda memiliki keyakinan dalam kepolisian setempat?

2. Apakah Anda merasa aman berjalan sendirian di malam hari di kota atau daerah kamu tinggal?

3. Adakah barang atau uang Anda yang dicuri dalam kurun 12 bulan ini?

4. Pernahkah Anda dirampok atau diserang dalam kurun 12 bulan ini?

Skor Indonesia: Indonesia berhasil meraih skor 92 dalam indeks hukum dan ketertiban Gallup. Skor ini setara dengan Swiss, Mesir, serta Uni Emirat Arab. Sementara Singapura yang berada di urutan pertama memperoleh skor mencapai 96.

Lembaga itu melibatkan 127 ribu responden orang dewasa dari seluruh dunia. Mereka tersebar di lebih dari 120 negara.

Lonjakan: Menurut laporan Gallup, Indonesia bersama negara di Asia Tenggara lain mengalami tren kenaikan kepercayaan terhadap aparat keamanan.

“Asia Tenggara merupakan rumah bagi kenaikan kepercayaan terbesar pada 2021, naik empat poin dari 78 persen menjadi 82 persen. Kawasan ini memimpin semua wilayah lain dalam ukuran tersebut,” tulis Gallup, dikutip pada Kamis (3/11/2022).

Indonesia mengalami lonjakan kepercayaan warga terhadap kepolisian menjadi 92 persen, dari tahun sebelumnya 81 persen. Gallup menengarai, penurunan kepercayaan terhadap Polri di 2021 jatuh lantaran aksi kekerasan aparat terhadap para demonstran.

“Indikator sebelumnya turun dipicu peristiwa penanganan demonstrasi yang masih keras,” tulis Gallup.

Kondisi kontras dialami sejumlah negara di Amerika Utara. Kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian di wilayah itu mengalami kerontokan akibat peristiwa penegakkan hukum dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

Minggu, 27 November 2022

KAPOLRI PERTAMA DI INDONESIA



Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo merupakan anak sulung dari pasangan R. Martomihardjo dan Kasminah. Ayah Raden Said Soekanto merupakan seorang pamong praja yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah. Belum genap setahun sejak kelahiran, keluarganya harus berpindah ke Balaraja, Serang karena ayah Soekanto diangkat sebagai wedana di sana 9nagapoker.

Lelaki kelahiran Bogor, 7 Juni 1908 ini kemudian hari menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) pertama, dan banyak berperan dalam pembangunan pondasi institusi Polri idngoal.

Kedudukan ayah Soekanto sebagai wedana memiliki peran penting bagi pendidikan yang ditempuhnya. Sebagai pribumi, kala itu pendidikan Barat hanya terbuka untuk kaum priyayi namun, Soekanto kecil dapat bersekolah di Froben School, Europeesche Lagere School, dan Hoogere Burger School.

Menurut G. Ambar Wulan dalam Polisi dan Politik: Intelijen Kepolisian Pada Masa Revolusi Tahun 1945-1949 menyebutkan setelah lulus dari HBS, Soekanto sempat menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum (Recht Hoogere School) Jakarta. Namun karena kondisi perekonomian keluarga yang menurun setelah ayahnya pensiun, Soekanto harus meninggalkan RHS.

Di RHS pada 1928, Soekanto aktif di pergerakan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan senang berdiskusi tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan tokoh Partai Nasional Indonesia Raden Mas Sartono dan mantan Menteri Pertahanan Indonesia ketujuh, Iwa Kusumasumantri.

Setelah meninggalkan RHS, Soekanto memulai karir kepolisiannya dengan diterima sebagai siswa Aspirant Commisaris Van Politie di Sukabumi pada 1930. Lulus setelah tiga tahun menempuh pendidikan Soekanto berpangkat Komisaris Polisi Kelas III dan bertugas pertama kali di Semarang.

Raden Said Soekanto ditetapkan sebagai Kapolri oleh Presiden Sukarno pada 29 September 1945, ia menjadi putra Indonesia pertama yang menjabat kedudukan tersebut. Sempat berdinas di bagian lalu lintas, reserse, dan Politieke Inlichtingen Dienst (PID). Dalam buku Bapak Kepolisian Negara Republik Indonesia: Jenderal Polisi R.S. Soekanto, dari ketiga bagian itu, reserselah yang paling disukai Soekanto betcepat

11 APLIKASI PENCURI DATA BERDASARKAN SIBER POLISI



Subdirektorat Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya merilis sejumlah aplikasi di HP yang mengumpulkan data sensitif pengguna. Aplikasi tersebut didapat dari layanan unduhan Google Play Store 9nagapoker.

Dari sejumlah aplikasi yang dirilis, beberapa di antaranya adalah aplikasi yang sering digunakan banyak orang termasuk para pelajar saat Ramadan seperti aplikasi salat dan azan idngoal.

"Waspada akan modus pencurian data pribadi berkedok aplikasi salat dan azan. Aplikasi tersebut telah banyak diunduh di Play Store," tulis @siberpoldametrojaya dikutip Jumat (22/4/2022).

Bagaimana Cara Aplikasi Mencuri Data?

Menurut laporan CNN Indonesia, pencurian data melalui aplikasi android dilakukan melalui pengembangan perangkat lunak (SDK) pihak ketiga.

Di antaranya yang mencakup kemampuan untuk menangkap konten clipboard, data GPS, alamat email, nomor telepon, dan bahkan alamat MAC router modern pengguna dan SSID jaringan.

Polisi menyebutkan bahwa minimnya keamanan server atau database yang buruk kemudian membuat data yang dicuri itu berpotensi untuk disalahgunakan.

Terlebih hingga saat ini, aplikasi yang perlu diwaspadai itu telah diunduh di Play Store oleh puluhan juta pengguna.

Lantas aplikasi apa saja yang bisa mencuri data pengguna? Berikut daftarnya.

11 Aplikasi yang Mencuri Data versi Siber Polisi:

1. Speed Camera Radar

Diunduh 10 juta pengguna


2. Al-Moazin Lite (Prayer Times)

Diunduh 10 juta pengguna


3. WiFi Mouse (remote control PC)

Diunduh 10 juta pengguna


4. QR & Barcode Scanner

Diunduh 5 juta pengguna


5. Qibla Compass - Ramadan 2022

Diunduh 5 juta pengguna


6. Simple Weather & Clock Widget

Diunduh 1 juta pengguna


7. Handcent Nex SMS-Text w/MMS

Diunduh 1 juta pengguna


8. Smart Kit 360

Diunduh 1 juta pengguna


9. Al Quran MP3 - 50 Reciters & Translation Audio

Diunduh 1 juta pengguna


10. Full Quran MP3 - 50+ Language & Translation Audio

Diunduh 1 juta pengguna


11. Audiosdroid Audio Studio DAW.

Diunduh 1 juta pengguna betcepat

SEJARAH KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA



Hari Bhayangkara 1 Juli diperingati setiap tahun karena merupakan hari yang istimewa bagi Kepolisian Republik Indonesia atau Polri. Bhayangkara adalah sebutan untuk pasukan pengamanan di masa Kerajaan Majapahit 9nagapoker.

1 Juli 2022 ini Polri merayakan HUT ke-76 Bhayangkara. Jika dirunut dari sejarahnya ternyata Polri memiliki kisah yang sangat panjang. Bahkan dimulai sejak zaman Kerajaan Majapahit yang berkuasa di Jawa Timur sekitar tahun 1293 hingga 1527 M idngoal.

Dilansir dari laman resmi Polri (1/7) Bhayangkara adalah sebutan untuk pasukan pengamanan yang bertugas melindungi raja dan kerajaan Majapahit. Pada zaman Kerajaan Majapahit patih Gajah Mada membentuk pasukan pengamanan yang disebut dengan Bhayangkara.

1. Masa kolonial Belanda

Pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan diawali oleh pembentukan pasukan-pasukan jaga yang diambil dari orang-orang pribumi untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda pada waktu itu. Pada tahun 1867 sejumlah warga Eropa di Semarang, merekrut 78 orang pribumi untuk menjaga keamanan mereka.

Wewenang operasional kepolisian ada pada residen yang dibantu asisten residen. Rechts politie dipertanggungjawabkan pada procureur generaal (jaksa agung). Pada masa Hindia Belanda terdapat bermacam-macam bentuk kepolisian, seperti veld politie (polisi lapangan) , stands politie (polisi kota), cultur politie (polisi pertanian), bestuurs politie (polisi pamong praja), dan lain-lain.

Sejalan dengan administrasi negara waktu itu, pada kepolisian juga diterapkan pembedaan jabatan bagi bangsa Belanda dan pribumi. Pada dasarnya pribumi tidak diperkenankan menjabat hood agent (bintara), inspekteur van politie, dan commisaris van politie. Untuk pribumi selama menjadi agen polisi diciptakan jabatan seperti mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.

Kepolisian modern Hindia Belanda yang dibentuk antara tahun 1897-1920 adalah merupakan cikal bakal dari terbentuknya Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini.

2. Masa pendudukan Jepang

Pada masa ini Jepang membagi wilayah kepolisian Indonesia menjadi Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar dan Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin.

Tiap-tiap kantor polisi di daerah meskipun dikepalai oleh seorang pejabat kepolisian bangsa Indonesia, tapi selalu didampingi oleh pejabat Jepang yang disebut sidookaan yang dalam praktik lebih berkuasa dari kepala polisi.

3. Awal Kemerdekaan Indonesia Periode 1945-1950

Tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-Gun, sedangkan polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara resmi kepolisian menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka.

Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Sebelumnya pada tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 29 September 1945 Presiden Soekarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Kemudian mulai tanggal 1 Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli inilah yang kemudian diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.

Pada masa kabinet presidential, pada tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan Tap Pemerintah No. 1/1948 yang menetapkan bahwa Polri dipimpin langsung oleh presiden/wakil presiden dalam kedudukan sebagai perdana menteri/wakil perdana menteri.

Pada masa revolusi fisik, Kapolri Jenderal Polisi R.S. Soekanto telah mulai menata organisasi kepolisian di seluruh wilayah RI. Pada Pemerintahan Darurat RI (PDRI) yang diketuai Mr. Sjafrudin Prawiranegara berkedudukan di Sumatera Tengah, Jawatan Kepolisian dipimpin KBP Umar Said (tanggal 22 Desember 1948).

Hasil Konferensi Meja Bundar antara Indonesia dan Belanda dibentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), maka R.S. Sukanto diangkat sebagai Kepala Jawatan Kepolisian Negara RIS dan R. Sumanto diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara RI berkedudukan di Yogyakarta.

Dengan Keppres RIS No. 22 tahun 1950 dinyatakan bahwa Jawatan Kepolisian RIS dalam kebijaksanaan politik polisional berada di bawah perdana menteri dengan perantaraan jaksa agung, sedangkan dalam hal administrasi pembinaan, dipertanggungjawabkan pada menteri dalam negeri.

Umur RIS hanya beberapa bulan. Sebelum dibentuk Negara Kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950, pada tanggal 7 Juni 1950 dengan Tap Presiden RIS No. 150, organisasi-organisasi kepolisian negara-negara bagian disatukan dalam Jawatan Kepolisian Indonesia. Dalam peleburan tersebut disadari adanya kepolisian negara yang dipimpin secara sentral, baik di bidang kebijaksanaan siasat kepolisian maupun administratif, organisatoris.

4. Periode 1950-1959

Dengan dibentuknya negara kesatuan pada 17 Agustus 1950 dan diberlakukannya UUDS 1950 yang menganut sistem parlementer, Kepala Kepolisian Negara tetap dijabat R.S. Soekanto yang bertanggung jawab kepada perdana menteri/presiden.

Waktu kedudukan Polri kembali ke Jakarta, karena belum ada kantor digunakan bekas kantor Hoofd van de Dienst der Algemene Politie di Gedung Departemen Dalam Negeri. Kemudian R.S. Soekanto merencanakan kantor sendiri di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan sebutan Markas Besar Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN) yang menjadi Markas Besar Kepolisian sampai sekarang. Ketika itu menjadi gedung perkantoran termegah setelah Istana Negara.

Sampai periode ini kepolisian berstatus tersendiri antara sipil dan militer yang memiliki organisasi dan peraturan gaji tersendiri. Anggota Polri terorganisir dalam Persatuan Pegawai Polisi Republik Indonesia (P3RI) tidak ikut dalam Korpri, sedangkan bagi istri polisi semenjak zaman revolusi sudah membentuk organisasi yang sampai sekarang dikenal dengan nama Bhayangkari tidak ikut dalam Dharma Wanita ataupun Dharma Pertiwi. Organisasi P3RI dan Bhayangkari ini memiliki ketua dan pengurus secara demokratis dan pernah ikut Pemilu 1955 yang memenangkan kursi di Konstituante dan Parlemen. Waktu itu semua gaji pegawai negeri berada di bawah gaji angkatan perang, namun P3RI memperjuangkan perbaikan gaji dan berhasil melahirkan Peraturan Gaji Polisi (PGPOL) di mana gaji Polri relatif lebih baik dibanding dengan gaji pegawai negeri lainnya (mengacu standar PBB).

Seperti apa kepolisian Indonesia saat masa Orde Lama dan Orde Baru? 

5. Masa Orde Lama

Dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, setelah kegagalan Konstituante, Indonesia kembali ke UUD 1945, namun dalam pelaksanaannya kemudian banyak menyimpang dari UUD 1945. Jabatan Perdana Menteri (Alm. Ir. Juanda) diganti dengan sebutan Menteri Pertama, Polri masih tetap di bawah pada Menteri Pertama sampai keluarnya Keppres No. 153/1959, tertanggal 10 Juli di mana Kepala Kepolisian Negara diberi kedudukan Menteri Negara ex-officio.

Pada tanggal 13 Juli 1959 dengan Keppres No. 154/1959 Kapolri juga menjabat sebagai Menteri Muda Kepolisian dan Menteri Muda Veteran. Pada tanggal 26 Agustus 1959 dengan Surat Edaran Menteri Pertama No. 1/MP/RI1959, ditetapkan sebutan Kepala Kepolisian Negara diubah menjadi Menteri Muda Kepolisian yang memimpin Departemen Kepolisian (sebagai ganti dari Djawatan Kepolisian Negara).

Waktu Presiden Soekarno menyatakan akan membentuk ABRI yang terdiri dari Angkatan Perang dan Angkatan Kepolisian, R.S. Soekanto menyampaikan keberatannya dengan alasan untuk menjaga profesionalisme kepolisian. Pada tanggal 15 Desember 1959 R.S. Soekanto mengundurkan diri setelah menjabat Kapolri/Menteri Muda Kepolisian, sehingga berakhirlah karier Bapak Kepolisian RI tersebut sejak 29 September 1945 hingga 15 Desember 1959.

Dengan Tap MPRS No. II dan III tahun 1960 dinyatakan bahwa ABRI terdiri atas Angkatan Perang dan Polisi Negara. Berdasarkan Keppres No. 21/1960 sebutan Menteri Muda Kepolisian ditiadakan dan selanjutnya disebut Menteri Kepolisian Negara bersama Angkatan Perang lainnya dan dimasukkan dalam bidang keamanan nasional.

Tanggal 19 Juni 1961, DPR-GR mengesahkan UU Pokok kepolisian No. 13/1961. Dalam UU ini dinyatakan bahwa kedudukan Polri sebagai salah satu unsur ABRI yang sama sederajat dengan TNI AD, AL, dan AU.

Dengan Keppres No. 94/1962, Menteri Kapolri, Menteri/KASAD, Menteri/KASAL, Menteri/KSAU, Menteri/Jaksa Agung, Menteri Urusan Veteran dikoordinasikan oleh Wakil Menteri Pertama bidang pertahanan keamanan. Dengan Keppres No. 134/1962 menteri diganti menjadi Menteri/Kepala Staf Angkatan Kepolisian (Menkasak).

Kemudian Sebutan Menkasak diganti lagi menjadi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian (Menpangak) dan langsung bertanggung jawab kepada presiden sebagai kepala pemerintahan negara. Dengan Keppres No. 290/1964 kedudukan, tugas, dan tanggung jawab Polri ditentukan sebagai berikut :

- Alat Negara Penegak Hukum.

- Koordinator Polsus.

- Ikut serta dalam pertahanan.

- Pembinaan Kamtibmas.

- Kerkaryaan

- Sebagai alat revolusi.

Berdasarkan Keppres No. 155/1965 tanggal 6 Juli 1965, pendidikan AKABRI disamakan bagi Angkatan Perang dan Polri selama satu tahun di Magelang. Sementara pada tahun 1964 dan 1965, pengaruh PKI bertambah besar karena politik NASAKOM Presiden Soekarno, dan PKI mulai menyusupi memengaruhi sebagian anggota ABRI dari keempat angkatan.

6. Masa Orde Baru

Karena pengalaman yang pahit dari peristiwa G30S/PKI yang mencerminkan tidak adanya integrasi antar unsur-unsur ABRI, maka untuk meningkatkan integrasi ABRI, tahun 1967 dengan SK Presiden No. 132/1967 tanggal 24 Agustus 1967 ditetapkan Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Bidang Pertahanan dan Keamanan yang menyatakan ABRI merupakan bagian dari organisasi Departemen Hankam meliputi AD, AL, AU , dan AK yang masing-masing dipimpin oleh Panglima Angkatan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Menhankam/Pangab. Jenderal Soeharto sebagai Menhankam/Pangab yang pertama.

Setelah Soeharto dipilih sebagai presiden pada tahun 1968, jabatan Menhankam/Pangab berpindah kepada Jenderal M. Panggabean. Kemudian ternyata betapa ketatnya integrasi ini yang dampaknya sangat menyulitkan perkembangan Polri yang secara universal memang bukan angkatan perang.

Pada tahun 1969 dengan Keppres No. 52/1969 sebutan Panglima Angkatan Kepolisian diganti kembali sesuai UU No. 13/1961 menjadi Kepala Kepolisian Negara RI, namun singkatannya tidak lagi KKN tetapi Kapolri. Pergantian sebutan ini diresmikan pada tanggal 1 Juli 1969 betcepat.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes